Rabu, 07 Januari 2009

Abi ..

abi

Dari sudut mesjid ku tatap

Seorang khotib jum'at kini tengah bicara hebat

Renta memang parasnya, namun masing lantang terasa suaranya

Meski serak iramanya kini jelas terasa..

Kau terlihat tua sekali…

Uban yang dulu hanya dirambut saja,,

Kini menjajah janggut,

Terlihat jelas kejantanan terenggut keriput-keriputnya

Sorban putih di pundak, serta kitab suci tak lepas kau dekap

Aku hanya menangis di sudut, lepas dari tatapan lembut

Menepis ketakutan yang bergelayut…

Sesekali batuknya terdengar, seolah dahak itu abadi di tenggorokannya

Mic itu jelas gambarkan sesak nafasnya terengah

Tak kuasa rasanya, deras semakin kucucurkan airmata

Ketika kembali dan lagi-lagi ia helakan nafas sesaknya

Aku tau ia tersiksa, batin dan raga

Ia tangguhkan sementara deritanya, demi cintanya akan dakwah

Tak lama, ia pun alunkan ayat-ayat agung

Tenang mengalun, syahdu nan merdu

Alfathihahnya sangat ku rindu, karena

Lama rasanya ku lepas dari shaaf jamaahnya

Aku rindu suara itu…aku rindu “amin” bersamanya

Pria itu kini tua renta, tak segagah dahulu

Bersama dua santrinya, ia dipapah meniti langkah satu-satu

Aku hanya terpaku,,ketika ia memanggilku

“mana pundakmu, anakku……??tuntunlah ayah pulang ke rumah…”

“kenapa g pake kursi roda saja bi..?” aku berempati

“setiap langkah untuk beribadah adalah pahala,,,biarlah ayah meraih nya meski harus tertatih dan terengah”

Subhanalloh…

Aku kalah dengan semangatnya, hingga tak terasa airmata menetesi tangannya…

Abi…

Kau adalah pahlawan sejati,,

Sedang anakmu ini hanyalah seorang lemah yang sepertinya tak mampu berbuat lebih,,

Tak kuasa meniti kerasnya jalan juang yang kau mahkotakan di jiwaku ..

Aku hanya punya semangat tuk tetap berusaha, meraihnya,,,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda